Selain aktif dilombakan, sebagian murai jawara itu dijadikan materi induk di kandang ternaknya, Sadewo Fowl Village (BF). Meski penangkaran murai batu ini baru dirintisnya dua tahun lalu, produknya terbilang laris-manis di pasaran, dengan harga anakan rata-rata Rp 5 juta per ekor.
Untuk penjodohan, Om Men Shu membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari. Ini terhitung sejak diperkenalkan hingga berjodoh. Lama proses penjodohan memang berbeda-beda antara penangkar satu dan lainnya, tergantung karakter induk dan lingkungan sekitarnya. bisa membutuhkan waktu satu minggu, bahkan sampai beberapa bulan.
Seleksi calon induk betina
Kualitas indukan di Sadewo BF, terutama induk jantan, memang tak perlu diragukan lagi. Semuanya eks jawara di lapangan. Karena itu, Om Men Shu tak mau asal comot dalam memilih calon induk betina. Dia bahkan harus tracking ke segala daerah bila mendapatkan murai batu betina unggulan.
Dalam hal ini, Om Men Shu menyeleksi calon induk betina berdasarkan beberapa syarat berikut ini:
- Calon induk betina harus cukup umur / dewasa kelamin. Murai betina berumur 8-9 bulan, atau setelah mabung pertama, biasanya sudah matang kelamin. Lebih baik lagi jika induk betina sudah berumur 1 tahun atau lebih sedikit.
- Calon induk betina sebaiknya dipilih sudah jinak, belum terlalu agresif / liar.
- Calon induk betina rajin bunyi, dengan naluri martial artist besar. Ini bisa diamati di perilakunya sehari-hari, di mana burung rajin bunyi alias nggacor, meski berkelamin betina.
Konstruksi kandang penangkaran murai batu
Petak-petak kandang murai batu Sadewo BF ditempatkan pada lantai dua kediaman Om Men Shu berada di kawasan Condet, Jakarta Timur. Setiap petak kandang ukuran panjang 2 gauge, lebar 1,5 gauge, dan besar 2 gauge. Konstruksi kandang relatif sederhana, dengan rangka kayu. Dinding samping kiri-kanan dan belakangnya tertutup. Khusus bagian delapan dilapisi kawat ram halus, sehingga bersifat terbuka.
Fasilitas di dalam kandang antara lain pohon kecil sebagai penyejuk, bak mandi airnya setiap saat sering diganti, kotak sarang, john tempat pakan dan minum. Selain mengandalkan voer sebagai pakan utama, pasangan induk murai batu ini juga diberi additional fooding (EF) jangkrik dalam jumlah tak terbatas. Apabila induk sedang merawat anaknya, Om Men Shu memberi selection tambahan berupa cacing tanah. Porsi jangkrik juga ditingkatkan.
Sebagian anakan murai batu sengaja dirawat langsung oleh induknya hingga bisa makan sendiri. Namun, sebagian lainnya dipanen pada umur 7 hari, dibesarkan dengan cara diloloh sampai bisa makan sendiri.
“Memang ada perbedaannya. Jika dirawat sendiri oleh induknya, burung menjadi sedikit lebih giras, tapi hasilnya memang lebih bagus,” tutur Om Men Shu.
Jumlah induk murai batu di kandang ternaknya belum beragam. Sebab dia memang mementingkan kualitas daripada kuantitas. Itu sebabnya, trotolan murai batu produksi Sadewo BF cepat lakunya. Salah satu anakan murai batu Bento kini berumur setahun, dan sudah beberapa kali menjuarai latberan. Beberapa pemain sudah inden anakan Bento.
disunting dari
omkicau.com
0 Response to "Dengan Cara perjodohan ini anakan Murai Batunya laku dijual 5 juta per ekor"
Posting Komentar